Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan dalam fotografi, semuanya
berhubungan dengan cahaya. Ketiga hal tersebut adalah shutter speed,
aperture, dan ISO.
" Shutter Speed "
Coba ingat-ingat bagaimana ketika Kamu memperhatikan kendaraan yang lalu
lalang di jalan. Kita bisa memandangi kendaraan yang lewat dengan laju
yang tenang. Pasti mata
kita akan dengan mudah menangkap momen tersebut bahkan sampai detil.
Bandingkan dengan apabila kita melihat sebuah mobil balap melintas di
depan kita dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam. Pasti akan sulit
melihat dengan jelas ketika mobil balap tersebut melaju. Contoh ini bisa
dijadikan analogi untuk shutter speed pada kamera. Shutter speed adalah
kecepatan shutter/rana dalam menangkap cahaya atau secara sederhana
bisa diartikan juga sebagai lamanya shutter terbuka ketika menangkap
cahaya. Untuk benda yang bergerak, aturlah shutter dengan kecepatan
tinggi misalnya lebih dari 1/125 detik. Kalau untuk benda diam seperti
patung, model, atau pemandangan cukup menggunakan kecepatan rana kurang
dari 1/60 detik. Kecepatan rana (
shutter speed) ini
mempengaruhi penangkapan cahaya oleh kamera. Jika diset cepat maka
cahaya yang ditangkap akan minim, tapi tidak masalah kalau cahaya dari
luar cukup kuat seperti cahaya matahari di siang hari. Shutter speed
juga berguna untuk menimbulkan efek gerak pada teknik
panning seperti pada gambar di bawah ini.
"Aperture / Bukaan Lensa"
Aperture berfungsi untuk mengatur seberapa
luas objek yang akan ditampilkan pada foto. Jika objek yang ditampilkan
cukup sempit, aturlah apperture sebesar mungkin. Sebaliknya jika ingin
menampilkan objek yang luas, atur apperture sekecil mungkin. Angka pada
kamera digital biasanya berbanding terbalik dengan bukaan lensa. Jika
bukaan lensa besar maka besar apperture yang ditunjukkan bernilai kecil,
misalnya f/1.8. Kalau bukaan lensanya sempit, nilai apperturenya besar
seperti f/14. Untuk foto close up (orang) biasanya digunakan bukaan
lensa yang besar agar objek orang tersebut terlihat jelas dan
backgroundnya tampak blur. Bukaan lensa yang sempit cocok digunakan
dalam menangkap pemandangan agar pemandangan yang terlihat jelas cukup
luas. Apperture ini juga mempengaruhi cahaya yang masuk melalui lensa.
Semakin besar bukaan lensa, semakin mudah cahaya masuk dan sebaliknya.
" ISO "
Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera
terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif
sensor terhada cahaya. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba
bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah. Sebuah ISO adalah sebuah
lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki
100 lebah pekerja. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya
memiliki 200 lebah pekerja. Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut
cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita
menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun
saya mengeset ISO saya di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi
tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat
selesai? Secara garis besar, saat kita menambah setting ISO dari 100 ke
200 ( dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5
atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av) , kita mempersingkat
waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita
sampai separuhnya (2kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250
detik. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu
pembuatan foto sampai separuhnya lagi:1/500 detik. Setiap kali
mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh , kita namakan menaikkan
esksposur sebesar 1stop.